Rabu, 25 November 2009

Cara menghasilkan Uang melalui Aplikasi Facebook

Di artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan cara memanfaatkan Aplikasi Facebook sebagai media berbagi sekaligus sebagai media promosi blog Anda. Sebagai artikel lanjutannya, kali ini saya coba berbagi Aplikasi Facebook yang saya yakin bisa Anda gunakan untuk mengais rezeki dari pada Anda sekedar menuliskan status, memajang photo dan membalas komentar. Pada intinya Anda bisa bersenang-senang sekaligus mendapatkan penghasilan...bukankah itu lebih menyenangkan :)



Mungkin Anda tidak percaya pada halaman profile Facebook Anda sebenarnya Anda bisa memajang dan menjual barang-barang yang kemungkinan besar banyak dicari pembaca Anda. Entah itu bisa berupa Musik, T-shirt, Gadget, barang-berang bekas sampai yang terbaru sekalipun bisa Anda jual. Dan itu semua bisa Anda lakukan dengan sedikit modal bahkan tanpa modal sama sekali.



Dibawah ini saya coba share berbagai aplikasi Facebook yang mungkin bisa menjadi acuan buat Anda. Jadi sillahkan manfaatkan sebaik-baiknya layanan dibawah ini.



Paypal WishList

Saya tidak menjelaskan panjang lebar tentang Paypal Wishlist, Anda mungkin sudah tidak asing dengan Aplikasi yang bikin heboh sepekan ini. Pada intinya Anda diminta untuk memasarkan berbagai macam item produk, dengan imbalan jika Anda bisa mengajak pengguna lainnya bergabung Anda akan menerima $1 sebagai imbalannya. selengkapnya bisa dibaca disini



ebay

Tanpa saya jelaskanpun Anda tentu sudah mengenal situ lelang paling populer sedunia "ebay". Anda juga bisa menampilkan lelang produk Anda melalui halaman profile.



CafePress

Cafepress memungkinkan Anda untuk menjual T-Shirt sebagai produk Anda ataupun produk orang lain. Pada intinya dengan aplikasi ini Anda bisa menjual apapun yang Anda miliki di toko Anda memalui halaman personal Anda..



e3buy Auction

Aplikasi ini bekerja dengan situs lelang e3bay sehingga Anda dapat membuat toko sendiri dan menampilkannya melalui halaman profile.



Lemonade

Pilih item yang Anda suka dari situs pilihan, menambahkan widget ke profil Anda, llau usahakan membuat komisi apa pun yang sekiranya menjual.





FlameTunes

Apakah Anda seorang musisi? atau ingin menjual musik Anda sendiri? mungkin ini aplikasi yang menarik yang harus Anda coba.



Garage Sale

Dengan Garage sale Anda bisa menjual item apa saja keteman-teman Anda di Facebook, seperti buku, pakaian dll.



Shopit

Buat toko online sederhana dan menjual item Anda ke teman-teman Anda melalui aplikasi toko ini.



My Merch Store

Membuat produk Anda sendiri dengan Zazzle dan kemudian Anda dapat menjualnya di Website atau Facebook Anda melalui halaman profil.



Music Blaster

Sebuah aplikasi yang bekerja dengan BlastMyMusic. Anda cukup mempromosikan pertunjukan musik dan mendapatkan 5% komisi dari penjualan musik mereka.



Bagi-Bagi

Aplikasi kuis bagi-bagi milik anak bangsa dengan sistem downline, Anda bisa bergabung dengan layanan ini untuk berburu rupiah. Dengan hanya menjawab soal yang diberikan, Anda akan dibayar jika sudah terkumpul Rp10.000,-. kecil memang, tapi lebih baik dari pada tidak sama sekali.



Diatas itulah apliaksi facebook yang mungkin bisa saya share untuk sementara ini. Silahkan kalau ada yang mau menambahkan

Selasa, 24 November 2009

kembalikan jati diri bangsa ku

Mengembalikan jati diri bangsa. Baru-baru ini ada bom bunuh diri di jakarta, puluhan orang tewas seketika, setidaknya itulah berita yang baru santer diberitakan diseluruh saluran televisi. Harga diri bangsa indonesia langsung otomatis jatuh di depan mata dunia,kepercayaan international hilng dalam sekejab mata. beginikah jati diri bangsa kita? akankah keadaan ini terus menerus seperti ini, apakah indonesia akan terus menerus didera dengan tindakan-tindakan tidak manusiawi seperti ini? apakah begini mental bangsa indonesia? mental perusak dan pembuat keonaran? Masih ingatkah kita tragedi bom bali hingga berkali kali? dan sekarang giliran jakarta yang jadi sasaran.

Untuk itulah sudah menjadi tugas kita semua selaku penerus bangsa untuk mengembalikan jati diri bangsa, sudah kewajiban kita lah mengibarkan bendera jati diri bangsa kita. Sebuah tanda tanya besar bagi kita, mungkinkah kita mampu mengembalikan jati diri bangsa yang sedang terpuruk saat ini. Jawabannya adalah “kita mampu” selama kita mau take action mewujudkannya. Keadaan bangsa kita saat ini sudah terpuruk dengan adanya krisis moneter yang berkelanjutan, kesulitan hidup menjadi momok menakutkan bagi kita, pantaskah kita memperkeruh suasana dengan tindakan anarkis? pantaskah kita diberi gelar negara teroris oleh dunia? benarkah kita adalah negara lemah di sisi keamanan?. tantunya kita bukan negara anarkis dan bukan pula negara teroris serta bukan pula negara lemah, kita adalah negara kuat yang mampu membuktikan jati diri bangsa kita. Mariberjuang bersama kita mengembalikan jati diri bangsa.

harapan berkibarnya bendera lambang tingginya jati diri bangsa memang sangat diharapkan, penerus bangsa ini yaitu pemuda dan pemudi indonesia sungguh-sungguh sangat diharapkan. mulai pudarnya cermin jati diri bangsa indonesia mulai terlihat sekitar beberapa tahun yang lalu, indonesia mulai berubah seiring berjalannya waktu. perubahan kemunduran, dan bukan perubahan kemajuan. Inilah mengapa beritajitu.com mengadakan kontes seo mengembalikan jati diri bangsa indonesia, tidak lain dan tidak bukan untuk menggemborkan pemulihan jati diri bangsa indonesia ke asal mulanya.

Tanggal 17 agustus telah lewat beberapa hari yang lalu, kita melihat dimana-mana berkibar sang saka merah putih dengan gagahnya, sebuah tanda akan kemerdekaan yang diraih bangsa ini 64 tahun silam, kemerdekaan yang digenggam dengan aliran darah para pejuang bangsa. Bendera jati diri bangsa, itulah sebutan bagi sang merah putih, sosok bendera yang menggambarkan kekuatan negeri ini, persatuan bangsa dan kekompakkan penduduk negeri ini. Namun seiring berjalannya waktu seolah jati diri bangsa ini menghilang ditelan bumi, PR buat kita semua saat ini adalah mengembalikan jati diri bangsa indonesia ke keadaan semula.

Perilaku generasi bangsa dari tahun ke tahun adalah bukti dari identitas dan jati diri bangsa ini. Usaha untuk mengembalikan jati diri bangsa adalah tugas bagi semua generasi bangsa Indonesia. Di zaman ini realita kehidupan generasi bangsa ini dapat dibilang jauh dari keinginan bangsa ini untuk mengembalikan jati diri bangsa. Betapa tidak, generasi saat ini, terutama pemuda kini terperosok ke dalam kehidupan yang identik dengan hedonisme, materialisme, anarkisme dan lainnya. Westernisasi telah menggerogoti rasa nasionalisme dan toleransi di setiap jiwa anak bangsa. Kita dapat melihat bahwa saat ini para generasi muda hanya mementingkan gaya hidup yang konsumtif dan kekerasan. Tawuran antar pelajar yang diakibatkan oleh hal yang sepele masih saja terjadi hingga hari ini. Maka dapat dibayangkan bagaimana jadinya generasi bangsa ini selanjutnya di masa depan bila hal ini masih saja terjadi. Filterisasi dari dampak globalisasi adalah hal terpenting untuk menjaga generasi bangsa ini dari degradasi rasa nasionalisme dan kebangsaan. Filterisasi dibutuhkan sedini mungkin dan seketat mungkin bagi generasi muda, agar kita dapat mengembalikan jati diri bangsa ini.

Pemerintah adalah aktor utama untuk permasalahan ini, dan pendidikan formal dan informal yang terdapat di negara ini haruslah menunjang hal tersebut. Mungkin saja kita tidak dapat menyelamatkan generasi saat ini dari ‘pengkhianatan’ yang terjadi dalam diri bangsa Indonesia. Akan tetapi satu hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga generasi bangsa dalam nasionalisme dan penghargaan pada Pancasila adalah, melalui peran orang tua untuk mulai peduli pada masalah kebangsaan ini.

Untuk mnumbuhkan rasa nasionalisme dan mengembalikan jati diri bangsa, ini peran orangtua untuk mendidik anaknya adalah salah satu hal terpenting. Mulailah memperhatikan dari apa yang dimainkan oleh anak-anak, karena dari hal yang mereka sukai akan tumbuh rasa yang lebih untuk mngetahui dan mencintai. Bila saat ini kita, para orangtua hanya mengenalkan mereka pada mainan-mainan yang diambil dari luar negeri, maka mulailah dari sekatang memperkenalkan kepada mereka permainan daerah, yang asli dari negeri sendiri. Mengubah cara pandang terhadap permainan daerah adalah penting. Anggapan kita bahwa permainan daerah adalah kuno, ketinggalan zaman, dan tidak berkelas adalah suatu pandangan yang harus diubah. Nyatanya permainan yang berasal dari daerah memiliki banyak manfaat bagi anak, karena permainan daerah ini mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan berempati pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Maka proses untuk mengembalikan jati diri bangsa harus kita mulai dari hal yang kita anggap kecil terlebih dahulu, seperti memberikan pendidikan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebangsaan pada anak. Karena hasil yang akan didapat adalah generasi masa depan yang lebih mengenal bangsa dan menjunjung tinggi martabat bangsanya. Maka dari sekarang mulailah melakukan perubahan dan aksi yang dapat mengembalikan jati diri bangsa ini.

Senin, 23 November 2009

Hidup Ku, Masa Depan Ku


Bosen dg hal2 yg berbau komputer, mari kita bahas yg laen. Kita beralih ke masalah remaja. Kali ini akan kita bahas soal permasalahan seks di kalangan remaja. Tentunya sudah ga asing lagi bagi kita jika mendengar ada remaja yg pernah melakukan aktivitas ini, meskipun mereka belum mengalami proses pernikahan. Sekarang bukanlah hal yg tabu untuk hal yg satu ini. Lalu apa yg akan kita bahas kali ini ? Apa yg akan kita bagi hari ini?

Banyak hal tentunya kalo diuraikan ttg seks itu sendiri. Definisi yg beragam mengenai hal ini. Untuk itu, kita batasi topik kita kali ini yaitu ttg mengapa seorang remaja mau melakukan seks meski belum menikah.


ATAS NAMA CINTA, AKU…

Inilah yg terjadi pada remaja saat ini. Mereka mengatasnamakan ‘CINTA’ untuk melakukan seks. Benarkah cinta bisa memaksa orang untuk melakukan hal itu? Jawabnya adalah “ya”. Sebagian besar remaja yg melakukan sex beralasan karena mereka cinta pada pasangan mereka dan beranggapan agar ia tidak ditinggalkan oleh kekasihnya itu.

Kebetulan saya pernah berdikusi dengan remaja yg pernah melakukan ini. Dari yang cuma kissing, bahkan hingga Interkost (ML). Kebanyakan dari mereka mengatakan jika ia bersedia melakukan itu dengan orang yg mereka sayang. Kebanyakan dengan pacar pertama mereka. Meski, tidak menutup kemungkinan, aktivitas ini dilakukan dengan orang lain atas alasan ekonomi (butuh uang, kebutuhan pokok, dll). Awal dari sebuah hubungan sex berasal dari aktivitas kissing. Dari sinilah nafsu itu timbul hingga seseorang bersedia melakukan apapun terhadap pasangannya. Dorongan terbesar ketika melakukan hubungan seks adalah nafsu. Meski, kita tidak dapat memungkiri kalo semua orang memiliki nafsu. Namun, yg terpenting adalah bagaimana kita bisa mengendalikan nafsu tersebut sehingga tidak mengarah ke hal-hal yg tidak diinginkan.

Remaja yg melakukan seks pra-nikah, umumnya pernah menonton film yg berisi adegan sex. Beberapa orang menyebutnya dengan istilah bf, bokep, film unyil, dll. Di sinilah yg perlu kita cermati, bahwasanya, seringkali film2 tersebut memberikan inspirasi bagi mereka untuk mencoba, melakukan, dan akhirnya kecanduan terhadap seks.

Sedikit lepas dari topik, akhir2 ini banyak dibicarakan mengenai UU anti pornografi dan pornoaksi. Yang perlu diperhatikan dalam UU ini seharusnya tidak hanya pelaku pornografi dan pornoaksi, tetapi lebih ditekankan kepada konsumen atau orang-orang yg menyaksikannya. Kalo saja konsumen yg menyaksikan tersebut dibatasi (misalnya khusus untuk orang2 yg sudah menikah) maka kita dapat mengendalikan laju sex bebas di negara kita ini. Jadi pemerintah perlu lebih jeli dalam menangani pendistribusian ttg pornografi dan pornoaksi tersebut. Ingat sex itu merupakan salah satu kebutuhan, Jadi kita tidak dapat mencegah orang agar tidak melakukan sex, namun kita dapat mengontrol dan membatasi agar orang2 tersebut.

Kembali ke topik awal. Berikut akan saya gambarkan secara umum aktivitas sex yang dilakukan oleh para remaja. Pertama diawali dengan menonton film ‘xxx’ (bukan triple x loh..hahaha). Kedua pasang remaja ini akan mengalami rangsangan yg akhirnya berakhir dengan nafsu. Selanjutnya aktivitas dilanjutkan dengan kissing. Necking, Petting, dan terakhir Interkost. Sebagian remaja tersebut mendokumentasikan hasil karyanya itu seperti yg banyak terjadi belakangan ini. Awalnya dengan alasan untuk koleksi pribadi, namun yang namanya bangkai, mau disembunyikan dimanapun, akhirnya ditemukan juga.

Lalu, langkah apa yg bisa kita lakukan untuk membatasi peredaran sex di kalangan remaja ini. Kita akan membaginya menjadi 5 kelompok.

Kita sebagai diri sendiri

Langkah terbaik adalah perkuat iman kita. Dekatkan diri kepada Allah, dan sadarilah kita sebagai mahluk yg lemah. Saat kita mulai mendekati hal2 tersebut, sadarlah akan dosa. Ini adalah benteng terbaik buat kita agar terhindar dari sex.

Yakinkan bahwa kita tidak ingin merusak pasangan kita. Jika dia cantik, jadikanlah kecantikan itu untuk meyakinkan kita bahwa dia bukanlah milik kita. ‘Karena wanita itu cantik, saat kita mencintainya’. Kita mengenalnya sebagai wanita yg baik untuk kita. Hargailah dia sebagai seorang wanita yg baik. Karena jika anda melakukan hal2 tadi, itu artinya anda merendahkan pasangan anda.

Ketiga, ingatlah bahwa satu waktu kita akan memiliki keturunan (anak). Perilaku anak2 kita akan mencerminkan perilaku kita. Bayangkan saat kita memiliki seorang anak yg cantik. namun saat beranjak dewasa, ia melakukan hal2 tadi. Tentunya kita akan merasa sedih dan tak pernah menginginkan hal tersebut. Jadi jagalah perilaku kita, agar senantiasa berada dalam hal2 yg positif.

Kita sebagai teman mereka

Menjadi teman yang baek tentunya tidaklah susah. Jangan jauhi mereka, karena seutuhnya mereka memerlukan kasih sayang, perhatian, dan mereka perlu kita untuk menjadi sahabat, teman, maupu teman untuk curhat. Yakinkan padanya bahwa ia telah melakukan kesalahan. Dan sampaikan padanya agar ia dapat kembali seperti dulu. Lupakan masa-masa pahit yg telah mereka alami. Bantu mereka untuk bangkit, dan jangan pernah membicarakan lalu mereka. Tawarkan mereka untuk mengisi kehidupan ini dengan kegiatan yg lebih bermanfaat.

Kita sebagai Keluarga

seringkali, keluarga lah yg menjadi penyebab mengapa seseorang terjerumus ke dalam hal-hal di atas. Namun, jika salah seorang keluarga kita telah terlanjur masuk ke dalamnya, yang perlu kita lakukan adalah dengan memberikan kasih sayang extra kepadanya. Jangan biarkan mereka kembali jatuh apalagi menjauhkannya dari kehidupan kita. Terimalah mereka seperti layaknya keluarga anda yang lain. Yang kita butuhkan hanya satu yaitu “Mereka segera bertaubat dan menjadi lebih baik.” Saat anda membencinya, maka ia akan lebih merasa kecewa. Menjadi yang terbaik merupakan pilihan seharusnya kita lakukan. Bantulah mereka untuk memahami bahwa kita adalah keluarga yg terbaik untuk mereka. Tanamkan itu pada mereka dan InsyaAllah, semuanya akan menjadi lebik baik. Lalu untuk keluarga kita yg belum (jangan sampai itu terjadi) atau yg masih baik-baik saja, segeralah untuk memberikan perhatian pada keluarga anda. Yang masih sibuk dengan urusannya segeralah kembali ke keluarga anda. Karena tidak lebih bahagia jika seorang lebih mementingkan harta daripada keluarganya. Beri Landasan yg kuat tentang agama, moral, dan etika pada keluarga anda. Sampaikan kebahagiaan itu untuk keluarga anda, agar mereka mengerti bahwa Kita adalah Keluarga yang terbaik untuk mereka,

Kita sebagai masyrakat

Masyarakat seringkali menjadi korban berita, gosip, maupun kabar tidak jelas lainnya. Nah, saat kita berada dalam posisi ini, hendaknya kita tidak perlu membesar-besarkan masalah. Jika kabar yg kita dengan benar adanya, maka lupakanlah. Bayangkan rasanya jika, mereka adalah bagian dari keluarga kita. Tentunya kita akan merasa malu. Nah, sama halnya ketika anda menyebarkan berita ttg mereka, mereka akan merasa malu dg adanya berita itu. “Setiap kesalahan, selalu ada cara untuk memperbaiki kesalahan tersebut.” Untuk itu, kita sebagai masyarakat hendaknya lebih peduli terhadap pergaulan remaja2 saat ini. Adakan dialog sederhana, untuk memberikan pengetahuan kepada remaja2 tersebut. Adakan kegiatan-kegiatan yg melibatkan mereka, dan tentunya “Jangan pernah menilai orang berdasarkan masa lalu mereka“. Berikan hak yg sama, dan perhatian yg sama pula untuk mereka. Suatu masyarakat akan menjadi damai dan tenang ketika orang-orang yg tinggal di dalamnya merasakan kenyamanan atas pergaulan yg baik.

Kita sebagai Pemerintah

Pemerintah juga ikut andil dalam hal ini. Memblokir situs atau web *** bukanlah solusi yg seutuhnya tepat karena masyarakat terutama remaja akan lebih kreatif dalam menemukan alamat2 tersebut. Remaja yang masih labil, hanya merasa ingin tahu, sehingga ia akan mencari hal hal yg dianggap baru. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan yg wajar dan layak untuk diketahui oleh para remaja. Membatasi adanya usaha2 yg mengarah pada pornografi, seperti majalah dewasa, situs dewasa, maupun jenis usaha lainnya. Informasi yg seharusnya menjadi konsumsi bagi orang dewasa tersebut, seringkali menjadi bahan yg dicari oleh remaja. Untuk itu, pemerintah harus lebih tegas dalam pengaturan jalur informasi, dan perdagangan. Perbanyak situs situs informasi yg lebih bermanfaat sehingga remaja akan cenderung mengakses halaman2 yg berisi informasi seperti pendidikan, pariwisata, perlombaan, hiburan, dan lain-lain.

Apa yg dapat saya tulis kali ini, merupakan bagian dari kepedulian atas nasib bangsa di masa depan. Sebuah bangsa yg besar, bangsa yg damai, bangsa yg menjadi contoh bagi bangsa-bangsa lain. Semoga dapat menjadi acuan bagi kita semua untuk menjadi lebih baik.

Wassalam

GAYA HIDUP REMAJA MASA KINI


Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.

Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan. Orang yang sudah mengambil keputusan untuk mencari kesenangan dari uang yang dimiliki seperti melakukan aktivitas nyata untuk berbelanja di mall atau supermarket, tentu saja memberi nilai tambah dari pada berbelanja di toko biasa. Adapun penggunaan waktu dengan gaya hidup merupakan kreativitas individu dalam memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan yang bermanfaat atau kegiatan untuk bersenang-senang.

Menurut SRI International (1989) salah satu contoh segmentasi psikografis adalah VALS 2. Dalam VALS 2 (Values & Life Style) terdapat dua dimensi yang menjadi titik beratnya, yaitu self orientation dan resources. Resources yang dimaksudkan bukanlah semata-mata materi, tetapi dalam arti yang luas yang mencakup sarana dan kapasitas psikologis, fisik, dan demografis. Dalam perilaku konsumsi yang didorong oleh self orientation terdapat tiga kategori yaitu principle, status dan action. Self orientation yang bertumpu pada principle, berarti keputusan untuk membeli berdasarkan karena keyakinannya. sehingga keputusannya untuk membeli bukan hanya karena ikut-ikutan atau sekedar untuk mengejar gengsi. Boleh dikatakan tipe ini lebih rasional sedangkan yang bertumpu pada status, keputusannya dalam mengkonsumsi didominasi oleh apa kata orang. Produk-produk bermerek menjadi pilihannya. Bagi yang bertumpu kepada action, keputusan dalam berkonsumsi didasari oleh keinginannya untuk beraktivitas sosial maupun fisik, mendapatkan selingan atau menghadapi resiko.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat, opininya dan dimensi self orientation gaya hidup mencakup tiga kategori yaitu prinsip, status, aksi.

Bentuk-bentuk Gaya Hidup
Menurut Chaney (dalam Idi Subandy,1997) ada beberapa bentuk gaya hidup, antara lain :
a. Industri Gaya Hidup
Dalam abad gaya hidup, penampilan-diri itu justru mengalami estetisisasi, "estetisisasi kehidupan sehari-hari" dan bahkan tubuh/diri (body/self) pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. "Kamu bergaya maka kamu ada!" adalah ungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.
b. Iklan Gaya Hidup
Dalam masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan (korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesi dengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.
c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulan bahwa dalam budaya berbasis-selebriti (celebrity based-culture), para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari para konsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadi suatu sandaran "aksesori fashion". Wajah generasi baru yang dikenal sebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang ini dianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti (celebrity-inspired identity)-cara mereka berselancar di dunia maya (Internet), cara mereka gonta-ganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwa selebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untuk membantu konsumen dalam parade identitas.

d. Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.
e. Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk dari suatu gaya hidup dapat berupa gaya hidup dari suatu penampilan, melalui media iklan, modeling dari artis yang di idola kan, gaya hidup yang hanya mengejar kenikmatan semata sampai dengan gaya hidup mandiri yang menuntut penalaran dan tanggung jawab dalam pola perilakunya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).

Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a.Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.Konsep diri. Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.

Clubbing
1. Pengertian Clubbing
Clubbing merupakan istilah prokem khas anak muda yang berarti suatu dunia malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sasaat (Perdana, 2004). Melalui clubbing khususnya anak muda merasa menemukan jati diri, disana mereka bisa “berjingkrak-jingkrak” sebebasnya, meneguk alkohol dan narkoba, cekikikan sampai pagi, lalu pulang dalam keadaan teler dan capai. Melalui clubbing mereka bisa menemukan komunitas bergaulnya. Singkatnya clubbing adalah just having fun, sekedar hura-hura dan membutuhkan banyak uang.

Clubbing sudah sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan. Tidak hanya menjadi bagian dari gaya hidup, tapi juga menjadi sarana bersosialisasi, bahkan melakukan lobi bisnis. Dulu clubbing selalu diasosiasikan dengan musik menghentak yang dapat membuat orang larut dalam suasana. Seiring perkembangan zaman, clubbing mengalami banyak pergeseran karena tidak semua orang suka musik semacam itu. Pada hakikatnya suasana yang hingar bingar bukan lagi daya tarik utama. Banyak tempat hiburan di Jakarta meninggalkan konsep diskotek dan beralih pada konsep Resto and lounge yang ternyata lebih menarik konsumen usia 25-35 tahun. Kehadiran Resto and lounge yang bertebaran di Jakarta tidak berarti gulung tikarnya beberapa tempat yang benar-benar dirancang bagi yang hobi melantai diiringi musik seorang DJ atau Disc Jockey (www.bintang.com)

Jumlah tempat hiburan malam terus bertambah. Kejenuhan pasar membuat tawaran konsep harus berbeda dengan yang telah beroperasi. HL adalah salah satu tempat clubbing favorit clubbers di Jakarta, pada malam-malam clubbers khususnya ketika discotime dimulai pada jam 11 malam tenpat ini selalu ramai. Para pebisnis entertaiment ini sangat pintar untuk menarik perhatian para clubbers dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang beragam yang menjadi trend setter bagi kalangan night society, misalnya dengan membebaskan para wanita biaya cover charge dan membiarkan mereka clubbing sepenuhnya agar kaum wanita yang datang membludak dan kaum pria akan terpancing untuk datang ketempat tersebut. Selain itu dengan memberikan free flow vodka and champagne for ladies all night (memberikan minum vodka dan champgne untuk wanita sepanjang malam), bahkan yang lebih berani adalah menjual program yang berbau sexy, seksual yang menjadi fokus utama (www.popular.maj.com).
Adat dan tradisi masa lalu benar-benar tergeser dengan adanya perkembangan dunia yang semakin pesat. Dengan kecanggihan pengetahuan dan teknologi industrialisme. Bangsa barat berhasil merangsak bangsa-bangsa timur (terutama yang berbaris Islam) dengan produk-produknya yang ditumpangi oleh warna-warna budaya barat yang sangat kontras dengan moralitas dan religiusitas bangsa timur. Misalnya dengan adanya trend fashion yang pamer aurat, dentum musik yang merangsang kelalaian hati terhadap Allah, ajang pergaulan bebas yang memanjakan syahwat setan hingga sarana-sarana teknologis yang membutuhkan solidaritas sosial. Semua produk yang dipromosikan secara massal tersebut sebenarnya merupakan bentuk baru penjajahan neo-kolonisme. Ironisnya, kebanyakan dari kita terutama kaum clubbing sama sekali tidak menyadari ancaman-ancaman moralitas dan martabat dari invasi tersebut, justru memantapkan diri sebagai bagian penyembah dan budak dari penjajahan kapitalisme tersebut yang sesuai dengan ideologi mereka just having fun.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa clubbing merupakan suatu kegiatan untuk datang dan menikmati suasana, suguhan hiburan, makanan dan minuman di tempat-tempat hiburan malam yang bernuansa kebebasan, ekspresif, modern, teknologis, hedonis, konsumeristik dan metropolis yang menjanjikan segala bentuk kegembiraan sesaat.

2. Pelaku Clubbing
Mayoritas para clubbers adalah para generasi muda yang memiliki status sosio-ekonomi yang cukup baik. Ini terlihat dari kebutuhan-kebutuhan material yang menopang aktivitas clubbing yang jelas membutuhkan dana ekstra. Mulai dari pemilihan pakaian yang bermerek, properti, kendaraan, hingga perangkat clubbing itu sendiri (Perdana.2004).
Selain itu menurut Susanto (2001), konsumen atau para pelaku clubbing itu tidak hanya para generasi muda yang notabennya sebagai pelajar dan mahasiswa, tetapi para eksekutif muda, pengusaha-pengusaha sukses, bahkan ibu rumah tangga ada juga yang menjadi para pelaku clubbing.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para pelaku clubbing itu mayoritas berasal dari para generasi muda, para eksekutif muda, pengusaha-pengusaha sukses dan ibu rumah tangga pun juga ada yang melakukan clubbing.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Clubbing
Kaum clubbers secara logis dalam konteks ini adalah kaum plagiator yang mengimpor secara mentah-mentah gaya hidup dunia barat kedalam kehidupan sosial mereka. Di kalangan para clubbers, ada tiga narasi yang selalu melandasi cara pandang dan perilakunya, yakni gaul, funcy, dan happy dimana kesemuanya berlabuh pada satu narasi besar (grand naration) yakni gensi. Tidak jelas siapa yang mulai melontarkan dan mempopulerkan istilah tersebut, disini Perdana (2004) dalam bukunya yang berjudul “Dugem : ekspresi cinta, seks, dan jati diri” menjelaskan wujud ekspresi dari ketiga narasi tersebut. Hal tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi generasi muda melakukan clubbing. Adapun faktor-faktornya adalah :
a. “Gaul”, istilah “gaul” berasal dari kata baku “bergaul” atau “pergaulan” yaitu sebuah sistem sosial yang terbentuk melalui interaksi, komunikasi dan kontak sosial yang melibatkan lebih dari satu orang. Akan tetapi dalam komunitas clubbing, istilah “gaul” bukan lagi menjadi “media sosialisasi” untuk melengkapi fitrah kemanusiaannya, melainkan kebanyakan telah menjadi “ajang pelampiasan hawa nafsu”. Kebanyakan bentuk “gaul” ini justru menjadi pintu gerbang bagi lahirnya generasi-generasi penganut seks bebas, pecandu narkoba, hingga pelacuran dan penjahat sosial.
b. Funcy, istilah funcy secara aksiologis tanpa memperdebatkan wacana epitemologisnya, istilah funcy selalu berlekatan dengan istilah “gaul”. Pemaknaan funcy selalu dipertautkan dengan bentuk-bentuk eksperimentasi yang tanpa landasan argumentasi yang jelas, sekedar mencari sensasi dan pelampiasan emosi-emosi jiwa yang tidak terkendali. Ini bisa dilihat dari hasil eksperimentasi mereka dalam hal kostum, kendaraan, fisik dan gaya hidup.
c. Happy, istilah happy berasal dari bahasa inggris yang berarti bahagia, selalu bahagia. Dengan “bergaul”, berinteraksi dan membaur dalam warna komunitas “bergaul”nya, kaum remaja merasa menemukan jati diri yang tepat dengan selera dan jiwa mudanya daripada apa yang didapatkan dari lingkungan keluarga. Mereka merasa menemukan kebahagiaan sejati disini yaitu bebas berbuat apa saja, banyak teman, termasuk bebas menyalurkan gelora libido seksualnya. Namun kebahagiaan yang mereka dapatkan adalah kebahagiaan semu.

Clubbing merupakan salah satu gaya hidup di zaman sekarang yang merupakan hasil adopsi dari negara-negara barat. Seseorang melakukan clubbing ada kemungkinan besar karena terinspirasi akan kehidupan para selebritis, orang-orang terkenal, orang-orang yang bekerja di bidang intertainmen dalam memperoleh kesenangan. Clubbing dipandang oleh individu sebagai gaya hidup yang modern. Piliang (2006) menyatakan bahwa individu dalam mengikuti gaya hidup modern dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu berhubungan dengan minat dan dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan perasaan hati. Selain itu, faktor intern individu melakukan clubbing dipengaruhi sikap. Sikap lebih cenderung berhubungan dengan kepribadian individu dalam menentukan suatu fenomena yang ditemui dalam kehidupannya (Piliang, 2006).
Dilanjutkan oleh Piliang (2006) bahwa faktor ektern merupakan faktor di luar individu yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Faktor ekstern ini dibedakan atas faktor keluarga dan faktor lingkungan sosial. Faktor lingkungan keluarga yang kurang harmonis berdampak pada anggota keluarga untuk mencari kesenangan di luar rumah dan clubbing merupakan satu pilihan untuk mencari kesenangan tersebut. Adapun faktor lingkungan sosial merupakan faktor sosial individu dalam kegiatannya sehari-hari. Individu yang memiliki sifat tidak tetap pendiriannya akan mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan sosial, di mana individu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Apabila lingkungan sosial cenderunng dalam kehidupan clubbing, maka ada kemungkinan besar individu tersebut juga masuk dalam lingkungan yang menyenangi gaya hidup clubbing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi generasi muda untuk melakukan clubbing adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang berasal dari individu berhubungan dengan minat, motivasi, dan sikap (untuk hidup funcy dan happy). Adapun faktor ekstern berasal dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial (berhubungan dengan pergaulan individu).


DAFTAR PUSTAKA
Hall,S.1985.Development Processes in Early education.London:Rount Ledge&Keggn Paul.

Nugraheni,P.N.A.2003. Perbedaan Kecenderungan gaya Hidup Hedonis Pada Remaja Ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal. Skripsi (tidak diterbitkan).

Perdana, D. 2004. Dugem:Ekspresi Cinta, Seks, dan Jati diri.Yogyakarta :Diva Press

Piliang, Y.A.2005. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Yogyakarta : Jalasutra.

Plummer,R. 1983.Life Span Development Psychology:Personality and Socialization.New York:Academic Press.

Sakinah.2002.Media Muslim Muda.Solo.Elfata.

Sarwono,S.W.1989.Psikologi Remaja.Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Subandy,Idi. 1997.Ecstasy Gaya Hidup.Bandung : Penerbit Mizan

Susanto,A.B. 2001. Potret-Potret Gaya Hidup Metropolis.Jakarta. Penerbit Buku Kompas.


Values and Lifestyles Program.1989.Descriptive Materials for the VALS 2 Segmentation.Menlo Park, California: SRI International

Artikel Terkait Lainnya :
psikologi sosial
Teori Psikologi: Prestasi Kerja
Komitmen Karyawan Pada Perusahaan
Persepsi Lingkungan Psikososial Kerja
Teori Psikologi: Kepuasan Kerja
Kajian Psikologi Pendidikan: Kekerasan Dunia Pendidikan di Bandung
Percaya Diri dalam Psikologi
Dampak Psikologis Kekerasan Seksual
Kecerdasan Emosional
Komitmen Organisasi
Apa itu Dukungan Sosial?
Kecenderungan Berpikir Positif
Cara Review Jurnal Psikologi
Konsep Diri
Perilaku Penyalahgunaan Alkohol
Tehnik-tehnik Compliance
“Tawuran Pelajar”: Ditinjau dengan perspektif perilaku Agresi

Tips jitu untuk muslimah masa kini



Semakin banyak kaum wanita beragama Islam yang memutuskan untuk mengenakan busana muslimah sehari-harinya. Bagian terpenting dari busana muslimah adalah jilbab, yang menutup rambut, leher, telinga, dan kepala yang merupakan aurat yang harus ditutupi oleh wanita Muslim. Kendati demikian, bukan berarti rambut wanita berjilbab tidak dirawat, bahkan justru harus lebih diperhatikan.

Tetapi jangan khawatir. Niat beribadah tidak harus terhambat hanya karena kekhawatiran-kekhawatiran yang bisa diatasi tersebut. Untuk mendapatkan rambut yang tetap sehat dan indah walaupun berjilbab, simak tips berikut ini.

1. Setelah keramas dan hendak beraktivitas, biarkan rambut benar-benar kering sebelum menutupnya dengan jilbab. Rambut yang masih basah akan jadi lembab di dalam jilbab. Akhirnya nanti rambut malah berbau apek. Kulit kepala yang lembab pun bisa memicu timbulnya ketombe dan gatal-gatal.

2. Pilihlah kerudung atau jilbab dari bahan yang mudah menyerap keringat. Contohnya seperti katun atau kaos. Bahan kain yang mudah menyerap keringat dan berpori-pori besar sangat berguna untuk memudahkan sirkulasi udara di kepala. Sutra dan satin lembut juga bagus untuk rambut karena membantu kelancaran sirkulasi udara rambut. Jika sudah memakai jilbab seperti ini, tak perlu khawatir rambut tidak bisa ‘bernapas’, karena toh sirkulasi udaranya sudah lancar.

3. Jika Anda suka model kerudung modern yang berlapis-lapis, boleh-boleh saja Anda mengkreasikan model kerudung Anda dengan model seperti itu. Tapi ingat, jangan lebih dari empat helai. Semakin tebal kerudung Anda, akan makin sulit untuk rambut Anda bernapas. Hindari menggunakan lapisan kerudung dengan terlalu kencang. Tentunya pemakaian kerudung berlapis-lapis lebih baik digunakan di saat acara khusus saja seperti pesta.

4. Hindari warna gelap untuk kerudung atau jilbab di saat udara panas. Warna gelap mudah menyerap matahari. Jika aktivitas Anda lebih banyak di bawah sinar matahari lebih, baik pilih warna lembut, muda, pastel, atau putih.

5. Cobalah untuk tidak mengikat rambut Anda terlalu kencang. Menggunakan karet yang besar dan tebal juga lebih baik, daripada karet yang kecil dan tipis—apalagi karet gelang. Rambut yang diikat dengan ikatan yang sama setiap harinya berpotensi untuk patah di bagian yang terikat tersebut. Karena itu, variasikan jenis ikatan rambut Anda. Lakukan perubahan dengan menggunakan karet rambut atau jepit rambut berselang-seling.

6. Hindari menarik garis rambut di bagian yang itu-itu saja, misalnya belah tengah, belah kanan, atau belah kiri. Kerontokan rambut bisa dimulai dari belahan rambut yang tak pernah diganti. Usahakan rutin mengganti garis belahan rambut agar kebotakan tidak timbul dari sekitar daerah belahan rambut tersebut.

7. Jika tidak sedang berjilbab, misalnya saat berada di rumah, lebih baik biarkan rambut terurai agar ia bisa ‘beristirahat’.

8. Keramaslah dengan sampo ringan berbahan alami. Sekarang juga sudah ada sampo khusus untuk rambut berjilbab. Sebelum keramas, ada baiknya mencoba menggunakan ramuan tradisional, yaitu jeruk nipis. Olesi kulit kepala dengan jeruk nipis agar rambut terhindar dari ketombe dan kelembapan rambut tetap terjaga.

9. Keramaslah sebanyak Anda membutuhkannya. Frekuensi keramas tiap orang memang berbeda-beda, tergantung jenis rambut. Ada orang yang rambtnya cenderung berminyak sehingga ia harus keramas tiap hari. Ada juga yang rambutnya tetap terjaga kebersihannya dari kelebihan minyak, dan masih bisa bertahan 2-3 hari tanpa keramas. Setelah keramas gunakan conditioner atau hair treatment untuk menutrisi rambut Anda.

10. Mengenakan jilbab tidak berarti Anda boleh bebas tidak menyisir rambut. Salah besar. Usahakan untuk tetap menyisir rambut, paling tidak tiga kali dalam sehari. Menyisir rambut sama saja melakukan pemijatan skala ringan pada kulit kepala. Kulit kepala pun jadi rileks dan rambut terbebas dari kekusutan. Gunakan sisir bergigi jarang agar rambut tidak banyak yang menempel pada gigi sisir (atau sikat), dan ikut rontok karena tertarik saat menyisir.

11. Paling tidak sebulan sekali, lakukan creambath atau hair spa di salon langganan Anda. Sekarang sudah banyak salon-salon khusus wanita dan wanita Muslim, di mana kaum wanita berjilbab bisa bebas menikmati perawatan kecantikan tanpa khawatir dilihat staf salon lelaki.

KECANTIKAN WANITA? DIMANA SICH....

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan. Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai. Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing, bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan. Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari. Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.

Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali, dan diampuni. Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu

Ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur. Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.

Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.

Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.

Menurut pendapat, seorang wanita akan memancarkan inner beauty dalam tiap ketulusannya. tak perlu di buat-buat. namun akan mempunyai nilai yang sangan luar biasa

Jumat, 20 November 2009

Pesona Kecantikan Batin wanita muslimah(Inner Beauty)


Malu karena Allah adalah perona pipinya…..Penghias rambutnya adalah jilbab yang terulur sampai dadanya…..Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya……Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat……Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akherat….Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu……Tanganya selalu berbuat baik pada sesama….Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah…..Gelangnya adalah tawadhu…..Kalungnya adalah kesucian

Membaca sebait puisi yang tertulis di dalam buku Kotak kecantikan Ajaib yang ditulis oleh Ninih Muthmainnah atau yang biasa disebut teh ninih membuat saya berfikir bahwa mungkinkah bisa menjadi seperti apa yang beliau uraikan tersebut. Buku yang menjelaskan tentang lika-liku seorang muslimah, bagaimana pentingnya mengutamakan kecantikan batin dari pada hanya memperhatikan kecantikan fisik semata. Yahh..wanita dengan segala keindahanya..karena memang seperti itulah Allah menciptakan makhluk yang bernama wanita. Namun terkadang…kecantikan itu yang bisa membuat wanita menjadi penghuni neraka terbanyak dibandingkan laki-laki.Siapa sih yang tidak ingin disebut cantik? Semua wanita pasti menginginkannya. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa terlihat cantik. Bahkan yang sebenernya tidak terlalu cantik, bisa mendadak jadi cantik kalau dia makeover tubuhnya disalon dan berdandan dengan pakaian yang modis. Halah…kayaknya butuh ekstra banyak doku deh kalau mau terus ngikutin hawa nafsu biar tetep di bilang cantik.

“eh…aku dah cantik blum”“

kira-kira…pantes gak ya aku dandan kaya gini”

“pakaian sama dandanan apaan sih yang lagi ngetrend saat ini, mau dunk di makeover kaya majalah itu”

“kira-kira si dia suka gak ya, tampilan cewek modis”

Bla…bla…bla….banyak deh rumpian yang sering kita denger kalo segenk wanita sudah ngomongin masalah penampilan atau kecantikan fisik. Memang cantik fisik itu penting juga, dan tidak bisa dianggap remeh. Tapi, apakah hanya sekedar cantik parasnya, mata yang indah, suara merdu? Tentu saja tidak. Kecantikan luar itu tidak akan bermakna tanpa ada kecantikan yang datang dari dalam. Waduuhh…apa lagi nih? Kecantikan batin atau bahasa kerenya Inner Beauty.

Terkadang kita pernah melihat atau berbicara dengan seseorang yang sebenarnya dari penampilan fisiknya biasa-biasa saja, tapi ada aura yang terpancar dari dirinya yang membuat kita merasa tertarik padanya. Nah! Pesona inilah yang disebut dengan Inner Beauty. Menurut buku yang saya baca ini, Inner Beauty adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat memancarkan keindahan, karisma seseorang. Tetapi pengaruhnya dapat dirasakan oleh orang lain yang berada disekitarnya dan juga memiliki ketaqwaan kepada Allah. Wanita yang senantiasa memelihara ketaqwaan akan dapat mengalahkan kecantikan yang hanya dimiliki lahiriah saja.

Ciri wanita bertaqwa adalah mencintai Allah dan Rasulnya. menutup auratnya, melakukan ibadah-ibadah sunnah, berdzikir kepada Allah, bergaul dengan orang-orang shaleh, merasa diawasi oleh Allah, mengendalikan hawa nafsu.

sudah jelas mengenai inner beauty? Sekarang bagaimana caranya supaya memiliki inner beauty tersebut.Seorang muslimah, dapat memancarkan aura keanggunan fisiknya dari kepribadianya sehingga dapat tampil mempesona. Agar aura kecantikan bisa terpancar, maka diperlukan adanya keseimbangan antara kecantikan fisik dan juga kecantikan batinnya.Bagaimana bisa menampilkan inner beauty? Kunci utamanya adalah harus tampil percaya diri atau PeDe, berfikiran positif, dan tidak menyesali keadaan. Mampu mengendalikan stress.dan tetap semangat dalam menghadapi segala cobaan. Manajemen hati juga penting lho! Supaya bisa terhindar dari rasa benci, dengki, iri, mencoba untuk menghargai orang lain, gaya hidup yang sehat serta pola makan yang tepat. wah berat juga yaa…tapi mulai dicoba tidak ada salahnya kan?

Lantas, bagaimana caranya mengasah inner beauty tersebut?

Pertama, berfikiran positif. Berfikir positif pada diri sendiri dan juga pada orang lain. Muslimah yang berfikiran positif diyakini dapat membuat wajah lebih bersinar karena yang ada di dalam hati dan pikiran terpancar melalui wajah dan mata. Jangan menyesali kekurangan diri, lebih baik berfikir bahwa manusia memiliki kekurangan dan juga kelebihan.

Kedua, rasa Syukur. Rasa syukur juga membuat kita terhindar dari penyakit hati. Bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan karena pada dasarnya Allah sudah menciptakan fisik kita sedemikian sempurnanya. Rasa syukur akan membuat batin terasa lebih tentram. Biasakan juga untuk mengulurkan bantuan dengan ikhlas bagi orang yang membutuhkan.

Ketiga, mengasah kemampuan intelektual. Dengan wawasan serta pengetahuan yang luas akan membuat wanita muslimah memiliki nilai tambah tersendiri.

Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah SENYUM (^_^). Karena senyum yang tulus dapat meluluhkan ketegangan jiwa dan membuat wajah lebih bersinar. Hiks! Senyumnya asal jangan disalah artikan saja yaa…..

Ciri-ciri wanita muslimah yang memiliki kecantikan inner beauty itu, mereka yang mampu bertoleransi dan berinteraksi dengan sesama, mempunyai rasa sayang terhadap siapapun, dan rendah hati serta kuat iman. Heemmm…kira-kira…sudah ada blum yaa di diri ini ciri-ciri tersebut? Yah kalau kepingin punya ciri-ciri tersebut. Tidak ada salahnya kan mencoba mengikuti saran teh ninih?v